Kamis, 03 September 2015

CARA MEMBUNGKUS KAIN KASA (PERBAN) YUSRIZAL AKMAL, DVM, MSi

CARA MEMBUNGKUS KAIN KASA (PERBAN)

YUSRIZAL AKMAL, DVM, MSi 



KATA PENGANTAR

            Fuji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “CARA MEMBUNGKUS KAIN KASA (PERBAN)”.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis, dalam hal ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT, semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, amin.


                                                                        Banda Aceh,   April 2014


Penulis





DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
MATERI DAN METODE.................................................................................... 4 
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 7
KESIMPULAN................................................................................................... 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN.............................................................................. 16





PENDAHULUAN

PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Dengan tujuannya menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya – agar tidak bergeser dari tempatnya, menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan), menunjang bagian tubuh yang cedera, menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak dan menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi. Beberap macam pembalut mitella (pembalut segitiga), dasi (cravat), pita (pembalut gulung), plester (pembalut berperekat), pembalut lainnya dan kasa steril.
Mitella (pembalut segitiga) terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm. Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan. Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
Dasi (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut: Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan/ Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik. Kedua ujung diikatkan secukupnya.
Pita (pembalut gulung) dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut pita dan penggunaannya: 2,5 cm : untuk jari-jari,  5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan, 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki, 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul dan 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki): Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap.Pastikan bahwa perban tergulung kencang. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
Plester (pembalut berperekat), Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester. Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:  luka diberi antiseptik, tutup luka dengan kassa, dan baru letakkan pembalut plester.
Pembalut lainnya Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar dan Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
Kassa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.

Prosedur Pembalutan
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini,  Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan.





TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Kata ‘pembalut luka’ dan perban sering digunakan secara bersamaan. Faktanya, kata ‘pembalut luka’ lebih tepat digunakan sebagai lapisan pertama perban yang berlekatan dengan luka. Pembalut luka harus selalu steril. Perban terdiri dari : lapisan pertama (pembalut luka),  lapisan kedua (yang membantu penyerapan eksudat dan menahan lapisan pertama), dan lapisan ketiga (yang membantu melindungi perban dan membantu menahan perban).

Peraturan Umum dalam Pemasangan Perban
Cuci kedua tangan. Hati-hati jangan sampai menyebarkan kontaminasi melalui rambut atau bekas luka yang ada di tangan. Juga jangan lupa untuk mencuci tangan setelah memasang perban. Letakkan semua peralatan yang diperlukan berdekatan dan mudah diraih, termasuk gunting, sabun tangan jika diperlukan, perban dan alat penting lainnya. Jika membuka perban lama, segera tampatkan ke dalam kantong sampah, juga semua kapas dan swab yang digunakan untuk membersihkan luka. Jika hendak memperban tungkai bawah, disarankan untuk memperban seluruh kaki. Hal ini akan menghindari pembengkakan.
Jika hendak memperban angota gerak, mulai dari bagian distal untuk menghindari pembendungan aliran darah. Buka perban sedikit saja. Ini akan memudahkan perban untuk dipasang, juga lebih mudah dikendalikan. Aplikasikan perban dengan kencang, dengan cara ½ atau 2/3 bagian perban digulung secara overlap. Hati-hati jangan sampai terlalu kencang (terutama perban yang elastic) yang dapat menyebabkan menganggu sirklasi, tapi cukup kencang untuk mencegah perban terlepas dan jatuh. Hindari melekatkan perban ke kulit atau rambut hewan kecuali pada saat memperban ekor, dimana rambut diperlukan untuk menahan perban.
Jika hendak memperban lengan yang patah, ikut sertakan persendian dia atas dan dibawah bagian yang patah. Ini akan menghindari terbentuknya udema pada bagian distal karena adanya incoorporasi. Dimana memungkinkan, potong perban dengan gunting tajan dan rekatkan dengan menggunakan perekat. Jangan menggunakan klips, pin atau pun perban elastic. Pilihlah perban dengan hati-hati. Pastikan anda menggunakn tipe perban yang tepat. Pilihlah perban dengan lebar yang sesuai. Panjang perban dapay disesuaikan dengan keadaan.

Alasan Penggunaan Perban.
1.      PROTECTION (Perlindungan)
a.       Untuk menghindari fraktur sederhana menjadi lebih parah seperti fraktur campuran.
b.      Menghindari dari penjilatan, penggarukkan, penggigitan dan bentuk mutilasi lainnya.
c.       Melindungi dari infeksi dan kontaminasi lebih jauh.
d.      Menahan kapas, obat topical dan kompres dingan agar tetap pada tempatnya.

2.      SUPPORT (Menahan)
a.       Untuk meningkatkan mobilitas.
b.      Untuk mengurangi bengkak dan rasa sakit.
c.       Penahan tambahan untuk fiksasi internal pada penanganan fraktur.

3.      COMPRESSION BANDAGES (Perban Penyerap)
a.       Sebagai pertolongan pertama pada pendarahan.
b.      Pada post operasi berguna sebagai pencegahan pembengkakan meluas, juga mengurangi dan menghindari udema.
c.       Tourniquet juga merupakan conton perban penyerap. Yang digunakan untuk menghentikan pendarahan tourniquet hanya boleh dipasang 15 menit pada satu daerah kemudian harus dilepas paling tidak selama 1 menit, atau akan menyebabkan nekrosa karena tertahannya aliran darah.

4.      IMMOBILISATION (Immobilisasi atau Fiksasi)
a.       Pada fraktur lengan untuk mencegah trauma yang meluas atau kerusakan jaringan lunak.
b.      Pada lengan, untuk menolong percepatan penyembuhan pada luka terbuka yang dekat dengan persendian, diman tidak diharapkan adanya pergerakan berlebihan.
c.       Pada lengan, apabila terjadi fraktur gabunagn dan/atau dekat dengan persendian sehingga diperlukan istirahat total.
d.      Apabila penanganan internal fraktur tidak mencukupi, penahan ekstra dari perban mungkin dibutuhkan.
5.      STRAPPING (Ligasi atau Pengikat)
a.       Untuk menahan kanul intravenous (IV) agar tetap di tempatnya.
b.      Untuk menjaga jalan cairan pada lengan dan prosedur lainnya.
c.       Untuk ‘mengikat’ perban Robert Jones dan perban yang serupa.
Langkah Pemasangan Robert-Jones Bandage
d.      Untuk menahan perban ekor ke pangkal ekor ketika diperlukan.
e.       Untuk menyatukan kedua ujung telinga ke atas kepala anjing pada perban telinga dan kepala.

Note    : Buat pasien senyaman mungkin, ditandai dengan dapat makan dam minum dengan leluasa. Pasien yang dapat bergerak leluasa ditandai dengan dapat melakukan defekasi dan urinasi tanpa terhalang, tanpa mempengaruhi lama penyembuhan.
Tipe-tipe Perban
1.      Padding (Pengisi)
Penting untuk perban kaki untuk membalut sekitar mata kaki, tumit dan cakar (jika ada). Wool katun ideal untuk jenis perban ini, terutama yang berbentuk lembaran panjang. Harus diingat, wool katun adalah serat alami dan akan menyerap cairan, terutama dari kaki yang berkeringat dan bisa menjadi cukup padat. Oleh karena itu penting untuk mengganti perban secara teratur untuk mencegah terjadinya luka skunder. Lapisan tambahan juga disarankan untuk daerah dengan tekanan tinggi, seperti siku dan perlekatan perban pada lengan.
Bentuk lain dari perban ini adalah katun kapas (suatu lapisan wool katun diantara dua lapisan kapas tipis). Perban ini cocok digunakan pada saat pengompresan. Wool katun tidak boleh dipasang langsung pada luka, karena akan meninggalkan serat kapas pada luka. Jika katun dipasang diatas pembalut luka, ini berguna untuk menghindari luka dibalut terlalu ketat dan juga untuk menyerap cairan eksudat yang berasal dari luka.
Padding Bandage


2.      CONFORMING (Elastis)
Perban conforming yang sebenarnya adalah perban yang dapat ditarik maksimum, elastis dan tidak robek saat ditarik. Perban conforming merupakan perban revulisioner, karena kemampuannya untuk mengikuti gerakan dasar tubuh. Perban ini tersedia dalam banyak tipe dan berat, tergantung derajat penahan yang dibutuhkan.
Perban conforming memiliki beberapa isi elastic, sehingga tidak boleh dipakai terlalu ketat, sehingga dapat menggangu sirkulasi. Penting untk diingat, apabila dipakai bersamaan dengan padding, maka perban harus dipasang setidak ketat mungkin dan dapat ditolerir oleh pasien.

3.      NON CONFORMING (Tidak Elastis)
Biasanya perban katun, sesuai dengan namanya, tidak memiliki daya rengang yang besar. Sehingga perban jenis ini tidak disarankan untuk kontur hewan, tanpa dipasang memutar dan berlapis secara akurat, yang memungkinkan perban terpasang dengan baik. Untuk alasan ini, perban non-conforming jarang dipakai sekarang, kecuali untuk menahan pipa endo-tracheal, menahan jubah bedah veterineri dan penggunaan penting serupa lainnya.
Non-Conforming Bandage
1.      COHESIVE (Perekat)
Biasanya terdiri dari conforming alami, sangat midah digunakan dan dilapisi oleh lapisan tipis lateks yang memungkinkan untuk merekat satu sama lain, tapi tidak ke kulit atau rambut hewan. Cohesive bersifat air permeable (dapat dilalui oleh udara), lembut dan mudah diaplikasikan bahkan pada hewan yang paling aktif sekalipun. Perban ini nyaman bagi hewan selama tidak direkatkan diatas kulit atau rambut, karena hewan tidak merasa terganggu dengan adanya perban. Karena penggunaannya yang mudah, kohesiv lebih nyaman dan mudah dilepaskan ketika sudah tidak digunakan.
                   Kebanyakan kohesiv cocok untuk lapisan atas dari perban. Tersedia pula dalam berbagai warna cerah untuk memudahkan dalam pengkodean jika pasien perlu perban baru, contohnya merah untuk pasien post-operasi, biru untuk pasien yang pernah diganti sekali perbannya dan sebagainya.

2.      ADHESIVE (Pelekat)
Tidak banyak digunakan sekarang semenjak adanya perban perekat. Seperti namanya, perban ini dilapisi oleh lapisan adhesive, yang berguna untuk menahan perban tetap di posisinya. Perban adhesive dapat digunakan sebagai lapisan penutup, untuk meningkatkan daya tahan, tapi ingat, perban jenis ini agak sulit untuk dibuka.

3.      STOCKINETTE (Pembungkus)                                                  
Berbentuk tabung, elastic dan biasanya berupa perban katun yang berbentuk gulungan panjang. Dapat berbentuk seperti ‘jaring’ dan tersedia dalam banyak ukurang berbeda. Sangat berguna untuk perban badan untuk menahan pembalut luka di daerah yang lebar seperti dada, abdomen dan lainnya. Gunakan ukuran yang sesuai, lingkari sekitar tubuh pasien buat lubang untuk kaki pasien jika diperlukan. Aplikator metal tubular dapat digunakan untuk memasang perban jenis ini, tapi hati-hati jangan sampai perban merosot di daerah lengan. Perban Stockinette yang digunakan di daerah lengan harus ditahan dengan perban tambahan diatasnya untuk perlindungan ekstra.
Stockinette Bandage
4.      TAPES (Lembaran)
Tersedia dalam banyak variasi, mulai dari jenis zinc oksida non-strecth sampai yang hipoallergenik. Beberapa dapat dirobek dengan mudahdan cukup transparent, cocok untuk menahan kanul IV. Biasanya digunakan untuk perban sementara, contohnya perban pada pengangkatan cakar, tapi akan diganti sebelum pasien sadar. Harus hati-hati dalam penggunaan perban jenis ini, karena dapat meninggalkan noda pada hewan yag tidak akan disenangi oleh pemilik.





GAMBAR GAMBAR DAN METODE PEMASANGAN  PERBAN
1.      EAR AND HEAD BANDAGES











                         










2.      TAIL BANDAGES                                                          



















3.      FOOT AND LOWER LIMB BANDAGES




















4.      ROBERT JONES BANDAGE













5.      THOMAS EXTENSION SPLINT



                                                                                                                              





6.      VELPEAU SLING


                                                                                      



















7.      EHMER SLING









8.      MODIFIED EHMER SLING








                                                




9.      CHEST BANDAGES
 











10.   ABDOMINAL BANDAGES



1 komentar:

  1. info yg sangat berguna.. tks

    http://perbanelastis.blogspot.co.id/

    BalasHapus