CARA
MEMBUNGKUS KAIN KASA (PERBAN)
YUSRIZAL AKMAL, DVM, MSi
KATA PENGANTAR
Fuji
dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “CARA
MEMBUNGKUS KAIN KASA (PERBAN)”.
Penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis, dalam hal
ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan
inovatif dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya
penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT, semoga kita semua berhasil
mencapai apa yang dicita-citakan dan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
kita semua, amin.
Banda Aceh, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
MATERI DAN METODE.................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 7
KESIMPULAN................................................................................................... 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN.............................................................................. 16
PENDAHULUAN
PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh
tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Dengan
tujuannya menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka,
dan sebagainya – agar tidak bergeser dari tempatnya, menahan pembengkakan
(menghentikan pendarahan: pembalut tekanan), menunjang bagian tubuh yang cedera,
menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak dan menutup bagian tubuh agar
tidak terkontaminasi. Beberap macam pembalut mitella (pembalut segitiga), dasi (cravat),
pita (pembalut gulung), plester (pembalut berperekat), pembalut lainnya dan
kasa steril.
Mitella (pembalut segitiga) terbuat dari
kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki
antara 50-100 cm. Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada,
siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
Dasi (cravat) Merupakan mitella
yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan
kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm. Pembalut ini biasa
dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang,
ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut: Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya
dapat diikatkan/ Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara
sebelum diikat arahnya saling menarik. Kedua ujung diikatkan secukupnya.
Pita (pembalut gulung) dapat terbuat
dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering
adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak
mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut pita dan penggunaannya: 2,5 cm : untuk
jari-jari, 5 cm : untuk leher dan
pergelangan tangan, 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan
kaki, 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul dan 10-15 cm : untuk dada, perut dan
punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki): Sangga anggota badan yang cedera
pada posisi tetap.Pastikan bahwa perban tergulung kencang. Balutan pita
biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari
distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang
lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus
2 kali. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan
tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap
balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya. Selesaikan dengan membuat
balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
Plester (pembalut berperekat), Pembalut ini
untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk
merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester
disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke
proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya
difiksasi dengan plester. Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai
plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik
(Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester: luka diberi antiseptik, tutup luka dengan
kassa, dan baru letakkan pembalut plester.
Pembalut lainnya Snelverband: pembalut pita
yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan
digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar dan Sofratulle:
kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup
luka-luka kecil.
Kassa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan
dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau
diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut
atau diplester.
Prosedur
Pembalutan
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini, Pilih jenis pembalut
yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi. Sebelum dibalut, jika luka
terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung
desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi Tentukan posisi
balutan dengan mempertimbangkan.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kata ‘pembalut luka’ dan perban sering
digunakan secara bersamaan. Faktanya, kata ‘pembalut luka’ lebih tepat
digunakan sebagai lapisan pertama perban yang berlekatan dengan luka. Pembalut
luka harus selalu steril. Perban terdiri dari : lapisan pertama
(pembalut luka), lapisan kedua (yang
membantu penyerapan eksudat dan menahan lapisan pertama), dan lapisan ketiga
(yang membantu melindungi perban dan membantu menahan perban).
Peraturan
Umum dalam Pemasangan Perban
Cuci kedua tangan. Hati-hati jangan sampai
menyebarkan kontaminasi melalui rambut atau bekas luka yang ada di tangan. Juga
jangan lupa untuk mencuci tangan setelah memasang perban. Letakkan semua peralatan yang
diperlukan berdekatan dan mudah diraih, termasuk gunting, sabun tangan jika
diperlukan, perban dan alat penting lainnya. Jika membuka perban lama, segera tampatkan ke dalam
kantong sampah, juga semua kapas dan swab yang digunakan untuk membersihkan
luka. Jika hendak memperban tungkai bawah, disarankan untuk memperban seluruh
kaki. Hal ini akan menghindari pembengkakan.
Jika hendak memperban angota gerak, mulai dari
bagian distal untuk menghindari pembendungan aliran darah. Buka perban sedikit saja. Ini
akan memudahkan perban untuk dipasang, juga lebih mudah dikendalikan.
Aplikasikan perban dengan kencang, dengan cara ½ atau 2/3 bagian perban
digulung secara overlap. Hati-hati jangan sampai terlalu kencang (terutama
perban yang elastic) yang dapat menyebabkan menganggu sirklasi, tapi cukup
kencang untuk mencegah perban terlepas dan jatuh. Hindari melekatkan perban ke
kulit atau rambut hewan kecuali pada saat memperban ekor, dimana rambut
diperlukan untuk menahan perban.
Jika hendak memperban lengan yang patah, ikut
sertakan persendian dia atas dan dibawah bagian yang patah. Ini akan
menghindari terbentuknya udema pada bagian distal karena adanya incoorporasi. Dimana memungkinkan, potong
perban dengan gunting tajan dan rekatkan dengan menggunakan perekat. Jangan
menggunakan klips, pin atau pun perban elastic. Pilihlah perban dengan hati-hati. Pastikan anda
menggunakn tipe perban yang tepat. Pilihlah perban dengan lebar yang sesuai.
Panjang perban dapay disesuaikan dengan keadaan.
Alasan
Penggunaan Perban.
1. PROTECTION
(Perlindungan)
a.
Untuk
menghindari fraktur sederhana menjadi lebih parah seperti fraktur campuran.
b.
Menghindari
dari penjilatan, penggarukkan, penggigitan dan bentuk mutilasi lainnya.
c.
Melindungi
dari infeksi dan kontaminasi lebih jauh.
d.
Menahan
kapas, obat topical dan kompres dingan agar tetap pada tempatnya.
2. SUPPORT (Menahan)
a.
Untuk
meningkatkan mobilitas.
b.
Untuk
mengurangi bengkak dan rasa sakit.
c.
Penahan
tambahan untuk fiksasi internal pada penanganan fraktur.
3. COMPRESSION BANDAGES (Perban Penyerap)
a.
Sebagai
pertolongan pertama pada pendarahan.
b.
Pada post
operasi berguna sebagai pencegahan pembengkakan meluas, juga mengurangi dan
menghindari udema.
c.
Tourniquet
juga merupakan conton perban penyerap. Yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan tourniquet hanya boleh dipasang 15 menit pada satu daerah kemudian
harus dilepas paling tidak selama 1 menit, atau akan menyebabkan nekrosa karena
tertahannya aliran darah.
4. IMMOBILISATION (Immobilisasi atau Fiksasi)
a.
Pada
fraktur lengan untuk mencegah trauma yang meluas atau kerusakan jaringan lunak.
b.
Pada
lengan, untuk menolong percepatan penyembuhan pada luka terbuka yang dekat
dengan persendian, diman tidak diharapkan adanya pergerakan berlebihan.
c.
Pada
lengan, apabila terjadi fraktur gabunagn dan/atau dekat dengan persendian
sehingga diperlukan istirahat total.
d.
Apabila
penanganan internal fraktur tidak mencukupi, penahan ekstra dari perban mungkin
dibutuhkan.
5. STRAPPING (Ligasi atau Pengikat)
a.
Untuk
menahan kanul intravenous (IV) agar tetap di tempatnya.
b.
Untuk
menjaga jalan cairan pada lengan dan prosedur lainnya.
c.
Untuk ‘mengikat’
perban Robert Jones dan perban yang serupa.

Langkah
Pemasangan Robert-Jones Bandage
d.
Untuk
menahan perban ekor ke pangkal ekor ketika diperlukan.
e.
Untuk
menyatukan kedua ujung telinga ke atas kepala anjing pada perban telinga dan
kepala.
Note : Buat pasien senyaman
mungkin, ditandai dengan dapat makan dam minum dengan leluasa. Pasien yang
dapat bergerak leluasa ditandai dengan dapat melakukan defekasi dan urinasi
tanpa terhalang, tanpa mempengaruhi lama penyembuhan.
Tipe-tipe Perban
1. Padding (Pengisi)
Penting untuk perban kaki untuk membalut sekitar mata kaki, tumit
dan cakar (jika ada). Wool katun ideal untuk jenis perban ini, terutama yang
berbentuk lembaran panjang. Harus diingat, wool katun adalah serat alami dan
akan menyerap cairan, terutama dari kaki yang berkeringat dan bisa menjadi
cukup padat. Oleh karena itu penting untuk mengganti perban secara teratur
untuk mencegah terjadinya luka skunder. Lapisan tambahan juga disarankan untuk
daerah dengan tekanan tinggi, seperti siku dan perlekatan perban pada lengan.
Bentuk lain dari perban ini adalah katun kapas (suatu lapisan wool
katun diantara dua lapisan kapas tipis). Perban ini cocok digunakan pada saat
pengompresan. Wool katun tidak boleh dipasang langsung pada luka, karena akan
meninggalkan serat kapas pada luka. Jika katun dipasang diatas pembalut luka,
ini berguna untuk menghindari luka dibalut terlalu ketat dan juga untuk
menyerap cairan eksudat yang berasal dari luka.

Padding Bandage
2. CONFORMING (Elastis)
Perban conforming yang sebenarnya adalah perban yang dapat ditarik
maksimum, elastis dan tidak robek saat ditarik. Perban conforming merupakan
perban revulisioner, karena kemampuannya untuk mengikuti gerakan dasar tubuh.
Perban ini tersedia dalam banyak tipe dan berat, tergantung derajat penahan
yang dibutuhkan.
Perban conforming memiliki beberapa isi elastic, sehingga tidak
boleh dipakai terlalu ketat, sehingga dapat menggangu sirkulasi. Penting untk
diingat, apabila dipakai bersamaan dengan padding, maka perban harus dipasang setidak
ketat mungkin dan dapat ditolerir oleh pasien.
3. NON CONFORMING (Tidak Elastis)
Biasanya perban katun, sesuai dengan namanya, tidak memiliki daya
rengang yang besar. Sehingga perban jenis ini tidak disarankan untuk kontur
hewan, tanpa dipasang memutar dan berlapis secara akurat, yang memungkinkan
perban terpasang dengan baik. Untuk alasan ini, perban non-conforming jarang
dipakai sekarang, kecuali untuk menahan pipa endo-tracheal, menahan jubah bedah
veterineri dan penggunaan penting serupa lainnya.

Non-Conforming Bandage
1. COHESIVE (Perekat)
Biasanya terdiri dari conforming alami, sangat midah digunakan dan
dilapisi oleh lapisan tipis lateks yang memungkinkan untuk merekat satu sama
lain, tapi tidak ke kulit atau rambut hewan. Cohesive bersifat air permeable
(dapat dilalui oleh udara), lembut dan mudah diaplikasikan bahkan pada hewan
yang paling aktif sekalipun. Perban ini nyaman bagi hewan selama tidak
direkatkan diatas kulit atau rambut, karena hewan tidak merasa terganggu dengan
adanya perban. Karena penggunaannya yang mudah, kohesiv lebih nyaman dan mudah
dilepaskan ketika sudah tidak digunakan.
Kebanyakan
kohesiv cocok untuk lapisan atas dari perban. Tersedia pula dalam berbagai
warna cerah untuk memudahkan dalam pengkodean jika pasien perlu perban baru,
contohnya merah untuk pasien post-operasi, biru untuk pasien yang pernah
diganti sekali perbannya dan sebagainya.
2. ADHESIVE (Pelekat)
Tidak banyak digunakan sekarang semenjak
adanya perban perekat. Seperti namanya, perban ini dilapisi oleh lapisan
adhesive, yang berguna untuk menahan perban tetap di posisinya. Perban adhesive
dapat digunakan sebagai lapisan penutup, untuk meningkatkan daya tahan, tapi
ingat, perban jenis ini agak sulit untuk dibuka.
3. STOCKINETTE (Pembungkus)
Berbentuk tabung, elastic dan biasanya
berupa perban katun yang berbentuk gulungan panjang. Dapat berbentuk seperti
‘jaring’ dan tersedia dalam banyak ukurang berbeda. Sangat berguna untuk perban
badan untuk menahan pembalut luka di daerah yang lebar seperti dada, abdomen
dan lainnya. Gunakan ukuran yang sesuai, lingkari sekitar tubuh pasien buat
lubang untuk kaki pasien jika diperlukan. Aplikator metal tubular dapat
digunakan untuk memasang perban jenis ini, tapi hati-hati jangan sampai perban
merosot di daerah lengan. Perban Stockinette
yang digunakan di daerah lengan harus ditahan dengan perban tambahan diatasnya
untuk perlindungan ekstra.

Stockinette Bandage
4. TAPES (Lembaran)
Tersedia dalam banyak variasi, mulai
dari jenis zinc oksida non-strecth sampai yang hipoallergenik. Beberapa dapat
dirobek dengan mudahdan cukup transparent, cocok untuk menahan kanul IV.
Biasanya digunakan untuk perban sementara, contohnya perban pada pengangkatan
cakar, tapi akan diganti sebelum pasien sadar. Harus hati-hati dalam penggunaan
perban jenis ini, karena dapat meninggalkan noda pada hewan yag tidak akan
disenangi oleh pemilik.
GAMBAR GAMBAR DAN METODE PEMASANGAN PERBAN
1.
EAR
AND HEAD BANDAGES




2. TAIL BANDAGES




3.
FOOT
AND LOWER LIMB BANDAGES





4.
ROBERT
JONES BANDAGE


5.

THOMAS
EXTENSION SPLINT


6.
VELPEAU
SLING



7.
EHMER
SLING


8.

MODIFIED
EHMER SLING


9. CHEST BANDAGES
![]() |

10.
ABDOMINAL BANDAGES

info yg sangat berguna.. tks
BalasHapushttp://perbanelastis.blogspot.co.id/